BUOL-Menanggapi pernyataan atau curhatan kekecewaan dari FM(39), seorang perawat terkonfirmasi positif covid-19 yang bertugas di Rumah Sakit Pratama Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, pihak management Rumah Sakit Pratama akhirnya memberi jawaban klarifikasi, Selasa (16/02/2021).
Kepada wartawan,
Direktur RS Pratama
dr.Budiono, menjelaskan serangkaian kronologis berkaitan dengan kondisi yang dialami oleh FM, saat menjalani isolasi mandiri RS tersebut."Setahu saya, pihak RS memberikan solusi kepada saudari FM, untuk menjalani masa karantina di ruang asrama RS, namun dengan pertimbangan upaya antisipasi terjadinya kontak dengan petugas dan perawat yang kebetulan tinggal di asrama, akhirnya atas kebijaksanaan management kemudian memindahkan FM ke ruang laboratorium, " terang Direktur RS Pratama yang akrab disapa dr.Budi ini, menjelaskan.
Ini semua lanjut dr.Budi, dilakukan oleh management Rumah Sakit, atas permintaan dari pihak keluarga FM yang ada di Desa Doulan Kecamatan Bokat, dengan alasan untuk menghindari terjadinya kontak dengan anggota keluarganya dirumah.
"Memang tidak bisa dipungkiri, dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kenyataanya terkonfirmasi positif berdasarkan hasil swab dari dinas kesehatan, menyebabkan dampak psikologis kepada saudari kami MF, dengan sugesti akan berbagai macam ketakutan dan kegelisahan, "imbuhnya lagi.
Terkait masalah pelayanan pun, sepertinya sudah dibijaksanai oleh rekan-rekan sejawat, sesama perawat dan tenaga medis, meski hanya bentuk solidaritas dan keprihatinan terhadap FM ketika menjalani masa karantina, dengan memberikan suport maupun logistik alakadarnya.
"Saya katakan demikian, karena sedetail apapun kami memberikan klarifikasi, dampak psikologis yang dialami saudara kami FM lebih dominan dengan kegelisahan dan ketakutannya, sementara pelayanan kami di Rumah Sakit harus tetap berjalan sebagaimana mestinya, "katanya kepada wartawan.
Informasi curhatan terkait kekecewaan rekan kerja kami kepada sejumlah wartawan dan awak media, menjadi referensi dan masukan positif bagi kami untuk meluruskan seperti apa proses penanganan covid dan pelayanan sesuai SOP ketika menjalani masa karantina atau isolasi mandiri.
"Justru ditengah kondisi psikis yang dialami saat menjalani isolasi mandiri, satu hal yang sangat kami sayangkan adalah kaburnya saudari kami FM, sebelum keluar hasil pemeriksaan laboratorium atau hasil swab dari dinas kesehatan, "ujar dr.Budi lagi.
Terlepas dari miss komunikasi ini, dr.Budi berjanji bilamana dirinya bersama seluruh jajaran dan staf yang berdinas di Rumah Sakit Pratama, akan melakukan klarifikasi langsung dengan FM, sambil menunggu terbitnya hasil swab.(Mat/Irfan)