Basri Djulunau
Basri Djulunau
  • Feb 19, 2021
  • 836

Sosok Irawan Hanggi, Kepala Cabang BPD Termuda di Usia 37 Tahun

BUOL - Mohamad Rizani Irawan Hanggi SH, adalah seorang yang di dalam dirinya terbentuk banyak talenta dan memiliki nilai plus dalam karirnya. Dan juga memiliki kepemimpinan yang didukung keahlian yang baik dalam bidang manajemen dan keuanganan. Karirnya di bidang perbankan terbilang mulus dan cepat.

Ia menjadi Kepala Bank termuda di umur 37 Tahun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kabupaten Buol.

Kaget dan syok, itu pertama kali yang dirasakan Irawan Hanggi, saat ditunjuk oleh Direksi jadi Kepala Cabang Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kabupaten Buol, pada bulan oktoberk 2020. Sebelumnya, tak ada bisik-bisik yang ia dengar kalau dirinya akan ditugaskan mengemban jabatan itu.

"Pertama kali diumumkan untuk mengisi jabatan itu saya syok. Tidak terpikirkan sebelumnya." ujar Irawan saat di temui di ruang kerjanya, Kamis (19/02/2020).

Irawan mengaku tak menyangka dirinya akan diangkat menjadi Kepala Cabang BPD Buol. Saat pengumuman direksi, karena sebelumnya ia juga memegang jabatan stategis di kantor pusat sebagai Kepala Bidang Strategis Permodalan BPD Sulteng.

"Saya tidak menyangka. Bahkan, saya tidak memiliki ambisi untuk menjadi Kepala Cabang, " katanya.

Namun demikian, Irawan berkomitmen untuk tetap bekerja sepenuh hati membawa BPD terus tumbuh. Pria yang menamatkan pendidikan sarjananya dari Hukum Universitas Tadulako Palu itu akan bekerja keras memperkuat pondasi bisnis BPD dan melakukan optimalisasi layanan perbankan yang terintegrasi sehingga masyarakat tetap mampu bertransaksi dengan aman dan nyaman.

"Tingkat kualitas layanan tidak dapat dinilai dari sudut pandang bank tetapi harus dinilai dari sudut pandang penialian nasabah. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program layanan, perusahaan harus berorentasi pada kepentingan konsumen dengan memperhatikan komponen kualitas layanan, " jelasnya.

Selanjutnya Irawan menuturkan, pemberian pelayanan secara excellent atau superior selalu difokuskan pada harapan konsumen. Dengan demikian ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu Expected service dan perceived service, apabila jasa yang diterima oleh pengguna jasa perbankkan sesuai dengan harapannya maka kualitas pelayanannya akan memuaskan. Apabila kualitas pelayanan yang diterimanya melebihi harapannya dianggap sebagai excellence service (quality surprise).

"Jika pelanggan merasa puas, maka akan terjadi penggunaan jasa berulang yang mengakibatkan pengguna jasa semakin loyal terhadap jasa tersebut, " tuturnya

Lebih jauh jelas Irawan, apabila pelayanan suatu perbankkan dirasa kurang memuaskan nasabah, maka secara tidak langsung nasabah akan berpaling dan pindah pada lembaga pebankkan yang lain. Sebagai usaha mempertahankan nasabah, bank harus bisa memilih mana bentuk kebijakan maupun teknologi yang paling tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan, keakuratan, kemampuan, dan kecepatan bank dalam memberi pelayanan terhadap nasabah. Pelayanan yang diberikan kepada nasabah akan mencerminkan baik tidaknya bank tersebut di mata nasabah.

"Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mendongkrak pangsa pasar suatu perbankan dan juga perusahaan lain yang bergerak dibidang jasa adalah kualitas pelayanan, " tutupnya****

Bagikan :

Berita terkait

MENU